Minggu, 30 Januari 2011

Asuhan Keperawatan Bayi dengan Respiration Distress Syndromes

ASUHAN KEPERAWATAN PADA BAYI
DENGAN RESPIRASI DISTRESS SYNDROMES
DEFINISI
Adalah gangguan pernafasan yang sering terjadi pada bayi premature dengan tanda-tanda takipnue (>60 x/mnt), retraksi dada, sianosis pada udara kamar, yang menetap atau memburuk pada 48-96 jam kehidupan dengan x-ray thorak yang spesifik. Tanda-tanda klinik sesuai dengan besarnya bayi, berat penyakit, adanya infeksi dan ada tidaknya shunting darah melalui PDA (Stark 1986).

PATOFISIOLOGI
Pada RDS terjadi atelektasis yang sangat progresif, yang disebabkan kurangnya zat yang disebut surfaktan. Surfaktan adalah zat aktif yang diproduksi sel epitel saluran nafas disebut sel pnemosit tipe II. Zat ini mulai dibentuk pada kehamilan 22-24 minggu dan mencapai max pada minggu ke 35. Zat ini terdiri dari fosfolipid (75%) dan protein (10%). Peranan surfaktan ialah merendahkan tegangan permukaan alveolus sehingga tidak terjadi kolaps dan mampu menahan sisa udara fungsional pada sisa akhir expirasi. Kolaps paru ini akan menyebabkan terganggunya ventilasi sehingga terjadi hipoksia, retensi CO2 dan asidosis.
Hipoksia akan menyebabkan terjadinya :
Oksigenasi jaringan menurun>metabolisme anerobik dengan penimbunan asam laktat asam organic>asidosis metabolic.
Kerusakan endotel kapiler dan epitel duktus alveolaris>transudasi kedalam alveoli>terbentuk fibrin>fibrin dan jaringan epitel yang nekrotik>lapisan membrane hialin.
Asidosis dan atelektasis akan menyebabkan terganggunya jantun, penurunan aliran darah keparum, dan mengakibatkan hambatan pembentukan surfaktan, yang menyebabkan terjadinya atelektasis.
Sel tipe II ini sangat sensitive dan berkurang pada bayi dengan asfiksia pada periode perinatal, dan kematangannya dipacu dengan adanya stress intrauterine seperti hipertensi, IUGR dan kehamilan kembar.

GAMBARAN KLINIS
RDS mungkin terjadi pada bayi premature dengan berat badan <1000>
Tanda-tanda gangguan pernafasan berupa :
1.      Dispnue/hiperpnue
2.      Sianosis
3.      Retraksi suprasternal / epigastrik / intercostals
4.      Grunting expirasi
Didapatkan gejala lain seperti :
1.      Bradikardi
2.      Hipotensi
3.      Kardiomegali
4.      Edema terutama didaerah dorsal tangan atau kaki
5.      Hipotermi
6.      Tonus otot yang menurun
Gambaran radiology : bercak-bercak difus berupa infiltrate retikulogranular disertai dengan air bronkogram.

DIAGNOSA KEPERAWATAN
1.      Inefektif pola nafas b.d adanya penumpukan lendir pada jalan nafas.
2.      Gangguan perfusi jaringan b.d kurangnya oksigenasi keotak
3.      Defisit volume cairan b.d meningkatnya metabolisme
4.      Nutrisi kurang dari kebutuhan b.d intake yang tidak adekuat
5.      Resiko terjadinya infeksi pada tali pusat b.d invasi kuman patogen kedalam tubuh
6.      Kecemasan ortu b.d kurang pengetahuan ortu tentang kondisi bayi.

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN PADA BAYI DENGAN RDS

No.

Diagnosa Keperawatan

Tujuan

Perencanaan
1.
Inefektif pola nafas b.d akumulasi secret
Pola nafas efektif Kriteria hasil :
RR 30-60 x/mnt
Sianosis (-)
Sesak (-)
Ronchi (-)
Whezing (-)
Observasi pola nafas
Observasi frekuensi bunyi     
   nafas
Tempatkan kepala pada
   posisi hiperekstensi.
Observasi adanya sianosis.
Lakukan suction.
Monitor dengan teliti hasil  
   pemeriksaan gas darah.
Beri O2 sesuai program.
Atur ventilasi ruangan
   tempat perawatan klien.
Observasi respon bayi
   terhadap ventilator dan  
   terapi O2.
Kolaborasi dengan tenaga
   medis lainnya.
2
Gangguan perfusi jaringan b.d kurangnya oksigenasi keotak
Gangguan perfusi jaringan teratasi Kriteria hasil :
RR 30-60 x/mnt.
Nadi 120-140  
   x/mnt.
Suhu 36,5-37 C
Sianosis (-)
Ekstremitas hangat
Observasi frekwensi dan  
    bunyi jantung.
Observasi adanya sianosis.
Beri oksigen sesuai  
   kebutuhan
Kaji kesadaran bayi
Observasi TTV
Kolaborasi dengan dokter
   untuk pemberian therapy.
3.
Resiko Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan b.d. intake yang tidak adekuat
Kebutuhan nutrisi ter- penuhi
Kriteria hasil :
Tidak terjadi  
   penurunan BB> 15
   %.
Muntah (-)
Bayi dapat minum
   dengan baik
Observasi intake dan  
   output.
Observasi reflek
   menghisap dan menelan
   bayi.
Kaji adanya sianosis pada
   saat bayi minum.
Pasang NGT bila
   diperlukan
Beri nutrisi sesuai
   kebutuhan bayi.
Timbang BB tiap hari.
Kolaborasi dengan dokter
   untuk pemberian therapy.
Kolaborasi dengan tim gizi
   untuk pemberian diit bayi

4.
Kecemasan Ortu b.d kurang pengetahuan tentang kondisi bayinya.
Kecemasan berkurang setelah dilakukan tindakan keperawatan.
Kriteria hasil :
Orang tua mengerti  
   tujuan yang  
   dilakukan dalam
   pengobatan  
   therapy.
Orang tua tampak
   tenang.
Orang tua  
   berpartisipasi dalam
   pengobatan.
Jelaskan tentang kondisi
   bayi.
Kolaborasi dengan dokter
   untuk memberikan
   penjelasan tentang
   penyakit dan tindakan yang
   akan dilakukan berkaitan  
   dengan penyakit yang
   diderita bayi.
Libatkan orang tua dalam
   perawatan bayi.
Berikan support mental.
Berikan reinforcement atas
   pengertian orang tua.

5.
Resiko infeksi tali pusat b.d invasi kuman patogen.
Infeksi tali pusat
   tidak terjadi.
Kriteria hasil :
Suhu 36-37 C
Tali pusat kering
   dan tidak berbau.
Tidak ada tanda-
   tanda infeksi pada  
   tali pusat.
Lakukan tehnik aseptic dan
   antiseptic pada saat
   memotong tali pusat.
Jaga kebersihan daerah tali
   pusat dan sekitarnya.
Mandikan bayi dengan air
   bersih dan hangat.
Observasi adanya
   perdarahan pada tali pusat.
Cuci tali pusat dengan
   sabun dan segera keringkan
   bila tali pusat kotor atau
   terkena feses.
Observasi suhu bayi.
6.
Devisit volume cairan b.d metabolisme yang meningkat.
Volume cairan terpenuhi setelah dilakukan tindakan keperawatan.
Kriteria hasil :
Suhu 36-37 C
Nadi 120-140 x/mnt
Turgor kulit baik.
Observasi suhu dan nadi.
Berikan cairan sesuai
   kebutuhan.
Observasi tetesan infus.
Observasi adanya tanda-
   tanda dehidrasi atau  
   overhidrasi.
Kolaborasi pemberian
   therapy.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar